1.1.a.8 Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1

FILOSOFI KI HAJAR DEWANTARA

Desiana Anggraeni, S.Pd

Ing ngarsa sung tuladha,

ing madya mangun karsa,

tut wuri andayani.

Di depan memberi teladan,

di tengah membangun kemauan,

di belakang memberi dorongan.

DASAR DASAR PENDIDIKAN

Ki Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: "menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki laku nya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuh nya kekuatan kodrat anak”

KODRAT ALAM DAN KODRAT ZAMAN

Pendidikan adalah suatu proses yang tidak diam. Ia harus terus berubah dan berkembang sesuai dengan kondisi zaman, dan juga kondisi peserta didik. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”. Setiap anak memiliki kodratnya masing-masing yang sudah digariskan walaupun masih samar, maka tugas kita sebagai pendidik adalah membimbing, menuntun, dan menjadi instruktur agar murid kita merdeka sehingga mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Seorang pendidik diibaratkan sebagai petani dan anak didik kita diibaratkan sebagai bibitnya. Petani harus merawat, memberi air, menyiangi gulma dan memberi pupuk agar kelak berbuah lebih baik dan banyak lagi. Namun, petani tidak mungkin dapat mengubah bibit mangga menjadi anggur, karena itu merupakan kodrat alam dan dasar yang harus diperhatikan dalam pendidikan dan itu di luar kecakapan atau kehendak kita sebagai pendidik.

TRIKON

Trikon merupakan usaha pembinaan kebudayaan nasional yang mengandung tiga unsur, yaitu kontinu, konsentris, dan konvergen. Kontinyu. Artinya pengembangan yang dilakukan harus berkesinambungan, dilakukan secara terus-menerus dengan perencanaan yang baik. Konvergen. Artinya pengembangan yang dilakukan dapat mengambil dari berbagai sumber di luar, bahkan dari praktik pendidikan di luar negeri. Konsentris. Artinya pengembangan pendidikan yang dilakukan harus tetap berdasarkan kepribadian kita sendiri.

WhatsApp Video 2022-11-01 at 11.05.34.mp4

BERMAIN

Bermain adalah tuntutan jiwa anak untuk menuju ke arah kemajuan hidup jasmani maupun rohani.” Dengan permainan anak belajar banyak hal, seperti kemandirian, kerjasama, menyerap ilmu dengan bahagia. Oleh karena itu bermain bisa diintegrasikan dalam proses pembelajaran.

BUDI PEKERTI

Budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor).

PROFIL PELAJAR PANCASILA

Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, kreatif.

PROSES PEMBELAJARAN DAN SUASANA KELAS

BUDAYA 8S

Karakter merupakan ciri khas individu yang ditunjukkan melalui cara bersikap, berperilaku, dan bertindak untuk hidup dan menjalin kerjasama, baik dalam lingkungan sekolah, keluarga, maupun di masyarakat. Sekolah adalah tempat untuk menimba ilmu juga untuk menanamkan karakter baik pada peserta didiknya. Diharapkan mampu melahirkan lulusan-lulusan terbaik yang berprestasi dibidang akademik dan memiliki karakter mulia. Sebagai upaya penanaman karakter baik pada peserta didiknya, maka sekolah melaksanakan dan menanamkan BUDAYA 8 S pada seluruh warga sekolah. Budaya 8S yaitu: Senyum, Salim, Salam, Sapa, Sopan, Santun, Sabar, dan Syukur dalam pembelajaran.

PROJECT MM 1.mp4

PEMBIASAAN PAGI

Pembiasaan pagi hari merupakan suatu metode atau cara yang sangat efektif diterapkan kepada siswa salah satunya berupa kegiatan terprogram yang bertujuan untuk membentuk karakter positif. Budaya “Pembiasaan Pagi” setiap hari 45 menit pada jam pertama yang diisi dengan sarapan pagi bersama dan kegiatan-kegiatan yang memfasilitasi minat dan bakat anak-anak diluar pembelajaran. Senin – Kedisiplinan, Selasa – Literasi, Rabu Seni, Kamis – Keagamaan, Jumat – Sehat.

Kegiatan-kegiatan ini diisi oleh anak-anak dan bapak ibu guru yang memiliki bakat-bakat lain sesuai tema setiap harinya.

Anak-anak yang memiliki bakat akan tampil dalam kegiatan Pembiasaan Pagi ini seperti bakat baca puisi, ceramah keagamaan, membuat cerita pendek, menyanyi, dan kesenian lainnya. Dalam pembelajaran anak2 yang memiliki bakat membuat video pun diberi keleluasaan dan bereksplorasi membuat tayangan berita tentang kegiatan tersebut.

BERDOA - ASMAUL HUSNA

Kegiatan berdoa dan membaca asmaul husna dilakukan setiap hari sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Setelah siswa bersalaman dengan bapak ibu guru, siswa masuk ke kelas kemudian setelah berdoa dilanjutkan dengan membaca asmaul husna secara bersama-sama dipandu dengan bapak/ibu guru yang mengajar pada jam pertama. Kegiatan ini dilakukan untuk mengisi spiritual siswa agar lebih siap melakukan kegiatan belajar mengajar sehingga diharapkan siswa lebih rileks dalam menerima materi dari bapak/ibu guru. Selain itu siswa dan semua warga sekolah dapat terus membudayakan Asmaul Husna, agar siapapun yang menginginkan hari-harinya dipenuhi kebesaran dan keberkahan Allah SWT. Ucapan asmaul husna bukan sekedar bacaan, tetapi memberikan kita pemahaman betapa besar kekuasaan Allah SWT.

MENYANYIKAN LAGU NASIONAL

Setelah berdoa semua anak dan guru menyanyikan lagu nasional bersama-sama. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memupuk kembali jiwa nasionalisme, mencintai produk lokal, dan menghagai bangsanya sendiri. Dengan menyanyikan lagu-lagu nasional yang iramanya juga membangkitkan semangat anak-anak sebelum pembelajaran.

JADWAL PIKET

Setelah kegiatan pembelajaran selesai dan diakhiri dengan doa, selanjutnya anak-anak akan membersikan ruangan sesuai dengan jadwal piket yang telah dibuat dan disepakati bersama. Anak-anak saling bekerja sama menjaga kebersihan kelas, agar selanjutnya bisa dipakai oleh kelas lain dengan nyaman pula.

KESIMPULAN DAN REFLEKSI

  1. Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari modul 1.1?

  2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini?

  3. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?


Awalnya saya belum menyadari bahwa setiap anak memiliki kodrat alam, bakat dan potensi diri yang berbeda-beda. Setelah mempelajari modul ini, saya jadi faham bahwa setiap anak memiliki potensi diri masing-masing. Dan tugas kita sebagai guru adalah menebalkan potensi-potensi siswa yang baik, dan mengarahkan siswa agar siswa tidak kehilangan arah. Pembiasaan-pembiasaan baik sudah diterapkan dengan baik disekolah kami, kami sebagai guru seharusnya melaksanakan pembiasaan-pembiasaan baik ini secara konsisten.

Guru memiliki peran penting dalam mencerdaskan serta membangun karakter generasi bangsa di sekolah. Guru menjadi orang tua, teman, penasehat, serta pendengar yang baik bagi siswa disekolah. Guru bukan hanya memberikan pengetahuan akademik saja kepada siswa, melainkan mendidik anak menjadi mnusia yang baik, bijak, bermanfaat bagi dirinya sendiri dan juga lingkungannya.

Dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter di sekolah, beberapa hal yang akan saya terapkan disekolah adalah:

  1. Tetap melaksanakan pembiasaan baik yang telah dilaksanakan disekolah.

  2. Memberikan contoh yang baik untuk siswa.

  3. Memberikan Apresiasi

  4. Memberikan pesan moral pada setiap pelajaran

  5. Membiarkan siswa menjadi pemimpin

  6. Berbagi pengalaman inspiratif